Berita
Universitas Wahid Hasyim

post thumbail
17 Desember 2020

    WEBINAR SERIES UNWAHAS GANDENG TUJUH PRAKTISI SEBAGAI NARASUMBER

    Universitas Wahid Hasyim, kembali menyelenggarakan Webinar dengan tajuk Webinar Series. Tidak tanggung-tanggung, kegiatan yang berlangsung selama 2 hari ini menggandeng 7 (tujuh) narasumber dengan tema materi yang berbeda-beda. Ketujuh narasumber tersebut adalah M. Ngaini Richard (DPRD Provinsi Jawa Tengah), Dr. Ali Martin, S.IP.,M.Si (Ketua Lakpesdam NU Kendal), dr. Joko Satrio, M.K.M (Persatuan Dokter NU Jateng), Dr. H. Shidqon Prabowo, SH.,MH (Waka Satkorwil BANSER Jateng), Dr. H. Iman Fadhilah, M.S.I (Sekretaris PWNU Jateng), (Cand) Dr. H. Taslim Sahlan, M.Si (Ketua FKUB Jateng), dan Ahmad Saiful Aziz, M.Si (Lawyer/LBH Kab. Pekalongan).
    Webinar yang berlangsung pada tanggal 2 dan 3 Desember 2020 ini, di ikuti oleh lebih dari 300 peserta pada tiap harinya. Prof. Dr. H. Mahmutarom HR, SH.,MH, Rektor Unwahas menyampaikan dalam pembukaannya, bahwa pemuda merupakan harapan bangsa, pemuda hendaknya terus berusaha meningkatkan kualitas diri, dan banyak perubahan terjadi di Indonesia atas kiprah pemuda. Sementara itu Wakil Rektor III Unwahas, Dr. H. Andi Purwono, S.IP.,M.Si menambahkan, “Tema-tema yang di angkat dalam Webinar ini sangatlah penting, untuk pengembangan bidang kemahasiswaan yang meliputi minat bakat, keorganisasian, kesejahteraan dan lain sebagainya”.
    “Kepemimpinan adalah virus, seorang pemimpin dituntut untuk bisa mempengaruhi (+) mitra kerja atau bawahannya, ketika pemimpin tidak bisa melakukan hal tersebut, bisa dibayangkan seperti apa internal sebuah organisasi. Akan muncul sifat-sifat kepemimpinan; otoriter, demokratis, birokratis ataupun delegasi dan sifat lainnya, diterapkannya sifat tersebut bisa disebabkan kondisi organisasi yang ia pimpin. Sementara itu, sukses sebuah organisasi tidaklah bisa sepenuhnya diserahkan kepada pemimpin saja. Ex: kasus covid-19 saat ini, sehebat apapun seorang presiden, gubernur, walikota atau bupati bahkan RT tidaklah bisa berbuat apa-apa jika rakyat tidak bisa diajak kerjasama dengan baik. Selalu ada alasan untuk melakukan hal-hal yang dianggap benar oleh mereka yang melakukan pelanggaran-pelanggaran protokol kesehatan. Akibatnya bukan hanya pemimpin yang menanggung akibatnya namun rakyat juga.” Salah satu kalimat penting yang disampaikan oleh M. Ngainir Richard dalam paparannya yang bertemakan kepemimpinan.
    Sementara narasumber kedua, Ali Martin dalam materinya tentang “Mahasiswa sebagai Garda Melawan Korupsi” menyampaikan, “Korupsi menjadi penyakit akut dalam birokrasi, hampir setiap hari ada pemberitaan pejabat mulai pusat hingga bawah yang tertangkap (terjerat) kasus korupsi. Terbaru adalah menteri kelautan dan perikanan. Akuntabilitas publik dalam kinerja organisasi perlu dilakukan, semua masyarakat dapat mengetahui dan melihat hasil kerja ataupun mengakses informasi secara baik dan mudah untuk bisa diperjuangkan dan laksanakan.
    Joko Satrio dengan tegas mengatakan, “Belum ada cerita orang sukses karena mengkonsumsi narkoba, yang ada justru terjerumus dalam lembah kehancuran. Rasa penasaran kaum muda akan selalu dimanfaatkan pada pengedar dan gembongnya”, dalam paparannya yang bertema “Melawan Narkoba untuk Generasi Bangsa”.
    “Indonesia sebagai negara kepulauan yang besar dan kaya akan sumber daya alam, dari Sabang-Merauke membutuhkan pemuda-pemuda Indonesia yang hebat. Selain batas wilayah, isi yang ada didalamnya perlu diketahui dan fahami. Berapa bahasa yang kalian ketahui dan kuasai, berapa suku dan budaya yang kalian ketahui, berapa banyak sumber daya alam baik di darat dan laut yang kalian ketahui, semua itu perlu dipertahankan, dikembangkan dan manfaatkan untuk kesejahteraan Bersama”, ucap Shidqon Prabowo dalam paparannya yang bertemakan Bela Negara dan Wawasan Nusantara.
    Sementara itu, sebagai narasumber ke 5 dengan tema “Etika & Karakter Bangsa”, Iman Fadhilah menyampaikan, “Bahwa Etika & Karakter Bangsa Indonesia tidak akan lepas dari budaya, Indonesia adalah negara majemuk dan penuh keberagaman serta memiliki toleransi yang tinggi, ini lah karakter bangsa kita. Namun demikian faham radikalisme paling rentan mengancam generasi muda karena psikis yang belum stabil dan jiwa yang menggebu gebu untuk mencari jati dirinya, hal ini menjadi mudah untuk terpengaruh faham radikalisme sehingga dengan senang hati melakukan tindakan terorisme pengeboman, salah satu contoh kasus pemuda yang diberikan tiket jalan jalan ke luar negeri namun setelah sampai disana dia terjebak ke kelompok radikalisme.
    Taslim Syahlan sebagai narasumber ke 6 yang bertema “Membangun Ukhuwah Kebangsaan, Menangkal Radikalisme” menyampaikan, bahwa “Ukhuwah adalah perasaan simpati atau empati terhadap dua orang atau lebih, ukhuwah tidak hanya dalam satu agama akan tetapi antar agama atau disebut juga ukhuwah kebangsaan, ada juga ukhuwah antar manusia atau ukhuwah insaniyah. Dalam pandangan perspektif Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) ukhuwah merupakan saling mengerti, menghormati dan menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran masing masing agama.”
    Sebagai narasumber terakhir, yaitu narasumber ke 7, dengan tema “ Cegah Kekerasan Seksual dan Perundungan), Ahmad Saiful Aziz menyampaikan, “Kekerasan Seksual dapat dilakukan secara verbal maupun non verbal, untuk mencegahnya dapat dilakukan dengan mengurangi keluar sendirian, tidak berfikir bahwa lingkungan kampus adalah lingkungan yang sudah ber etika, harus tahu apa yang boleh dan apa tidak boleh.”

WEBINAR SERIES UNWAHAS GANDENG TUJUH PRAKTISI SEBAGAI NARASUMBER
logo-kampus-merdeka