Berita
Universitas Wahid Hasyim
Unwahas Teliti Mainan Mekanikal Edukatif, sebagai Model Pembelajaran Berbasis Masalah
UNWAHAS – Sudah lazim di dunia pendidikan bahwa pelajaran hitungan kurang diminati oleh siswa. Hal ini karena ilmu hitung atau matematika dianggap sulit bagi anak sekolah tingkat dasar. Tentu hal ini menjadi problem. Untuk mengatasi hal ini, guru dituntut lebih inovatif dalam mengajarkan materi. Univeristas Wahid Hasyim (Unwahas) telah mengembangkan sebuah mainan edukatif untuk mempermudah siswa dalam mempelajari ilmu hitung yang terkenal momok ini.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unwahas, Dr. Ali Martin menuturkan bahwa saat ini sedang dikembangkan mainan mekanikal edukatif bagi siswa tingkat dasar untuk mempermudah siswa dalam belajar matematika.
“Kami sedang mengembangkan mainan mekanikal edukatif untuk membantu siswa dan juga guru dalam memberikan kemudahan memahami materi pembelajaran,” ungkap Dr. Ali Martin di kampus Unwahas Sampangan pada hari Sabtu (19/11/2022). Menurut Ketua LPPM ini, produk alat peraga berupa mainan ini telah tercatat di Kementerian Hukum dan HAM.
Untuk menguji korelasi matematis penggunaan alat ini dalam model pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), penelitian tentang alat ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam, Ngaliyan, Semarang. Menurut peneliti pendidikan Unwahas, Linda Indiyarti, siswa sangat tertarik dengan mainan ini.
“Para siswa kelas 5 MI Nurul Islam sangat antusias dalam menyusun puzzle untuk kemudian digunakan dalam menjawab soal matematika jenis perbandingan,” terang Linda Indiyarti dosen jurusan Pendidikan Guru MI Unwahas dengan semangat.
Prinsip kerja mainan ini adalah mengadopsi cara kerja cam (bubungan) seperti cam shaft pada mesin kendaraan bermotor. Dengan menyusun roda gigi dalam formasi tertentu, siswa menjadi lebih faham bagaimana gerakan kelereng dalam mainan tersebut menjadi lebih cepat atau lebih lambat. Demikian penjelasan anggota tim penelitian yang juga pencipta alat mainan, Gilar Annanto dan Imam Syafa’at dosen jurusan Teknik Mesin Unwahas.
Sementara itu Kepala MI Nurul Islam, Junaidi menyambut baik penelitian ini. Dirinya berharap mainan ini bisa diaplikasikan ke semua siswa, bukan hanya kelas 5 saja.
“Kami ingin mainan ini bisa diterapkan kepada semua siswa agar siswa-siswa kami lebih mudah dalam pembelajaran matematika,” pungkasnya. (IS) (tim penyusun)