Berita
Universitas Wahid Hasyim

post thumbail
8 Oktober 2018

    Unwahas Gelar Bedah Sang Pewaris Nabi

    Semarang, Unwahas– Dalam rangka memeriahkan kegiatan di bulan ramadhan, Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas) menggelar Pekan Ramadhan Kampus
    (PERAK). Kegiatan ini dicetuskn oleh Ta’mir Masjid Nurul Ulum dan
    Bagian Kemahasiswaan Unwahas. Salah satu rangkaian kegiatan tersebut di
    antaranya adalah bedah buku yang berjudul “Sang Pewaris Nabi” karya dari bapak Ma’as Shobirin, M.Pd, Ketua Jurusan PGMI FAI Unwahas, yang kebetulan juga alumnus Futuhiyyah Mranggen Demak.
    Kegiatan berlangsung pada hari rabu, 14 Juni 2017 jam 12.30-14.30 di
    masjid Nurul Ulum Universitas Wahid Hasyim. Pada kesempatan tersebut,
    hadir sebagai narasumber antara lain H. Taslim Syahlan, M.SI (Pengurus
    MUI Jawa Tengah) dan KH. Ali Haidar Bukhori, M.Si (Pengasuh Pondok
    Pesantren Luhur Wahid Hasyim Semarang). Acara tersebut dibuka resmi oleh
    Wakil Rektor III yang sekaligus menjadi Ta’mir Masjid Nurul Ulum
    Unwahas, H. Andi Purwono, M.Si. Forum tersebut setidaknya dihadiri 170
    peserta, baik dari kalangan dosen, karyawan dan mahasiswa.
    Upaya dalam mendokumentasikan gagasan dalam bentuk tulisan harus
    diapresiasi. Hal itu dikemukakan oleh Wakil Rektor III Unwahas, H. Andi
    Purwono, M.Si saat membuka acara bedah buku.
    “Kegiatan ini merupakan bentuk perhatian sekaligus bukti apresiasi kami
    bagi dosen atau civitas akademika Unwahas yang mampu memberikan
    kontribusi pemikiran kepada masyarakat luas, sekaligus menjadi
    penyemangat bagi yang lain untuk berkarya, baik dari kalangan dosen
    maupun mahasiswa.” Jelasnya.
    Pada kesempatan yang sama, kedua pembicara memberikan apresiasi kepada
    penulis atas usahanya dalam menampilkan sosok figur kiai sebagai bahasan
    apik dalam buku tersebut.
    “Buku ini ditulis oleh santri yang benar-benar menandai fenomena yang
    terhampar dihadapannya. Ia berhasil memotret interaksi santri dan kiai,
    yang selanjutnya dituturkan melalui tulisan yang hidup.” Jelas H.
    Taslim.
    Senada dengan H. Taslim, KH. Haidar juga menyakini benar bahwa buku ini ditulis melalui perenungan mendalam.
    “Buku ini dibuat melalui perenungan  mendalam, penuh kehati-hatian. Buku
    ini sangat bagus untuk kita dalam mempelajari antropologi pesantren,
    meskipun belum sepenuhnya bisa menampilkan sisi-sisi lain kehidupan
    seorang kiai.” Paparnya.
Unwahas Gelar Bedah Sang Pewaris Nabi
logo-kampus-merdeka