Berita
Universitas Wahid Hasyim

post thumbail
9 Oktober 2018

    Konsep Islam nusantara Bukan Agama Baru

    Semangat dakwah yang tertuang dalam konsep Islam Nusantara tidak
    boleh disalahartikan. Islam Nusantara bukan untuk mengistilahkan agama baru.
    Konsep ini sepenuhnya lahir untuk membumikan model dakwah yang diusung ulama,
    kiai, bahkan wali di zaman dulu. ”Jangan disalahartikan agama baru mau pun
    pembaruan agama. Pada prinsipnya Islam Nusantara adalah dakwah yang memberikan
    kesejukan pada semua pihak. Laku semacam ini terbukti berhasil menyebarkan
    Islam secara damai ke seluruh Nusantara,” tutur cendekiawan muslim yang juga
    anggota DPR, Noor Achmad, di Fakultas Kedokteran (FK) Unwahas, Sabtu (1/9).

    Mantan Rektor Unwahas ini hadir di kampus yang pernah
    dipimpinnya sebagai salah satu pembicara Seminar Internasional Pendidikan Islam
    Nusantara. Forum ini diinisiasi Program Pascasarjana Unwahas dengan
    menghadirkan narasumber Pakar Sejarah dan Kebudayaan Islam UIN Syarif
    Hidayatullah, Prof Dr Azyumardi, Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof
    Dr Machasin, Coordinator of Postgraduate Program Fakulti Tamadun Islam
    UniversitiTekhnologi Malaysia, Dr AminuddinHeshan dan sejarawan, Agus Sunyoto.
    Selebihnya hadir Rektor Unwahas, Prof Dr Mahmutarom, Direktur Pascasarjana,
    Prof Dr Muhtarom HR, dan moderator Guru Besar UIN Walisongo, Prof Dr Abdul
    Jamil.

    Dia menambahkan keberhasilan model dakwah ini dapat dirasakan
    oleh masyarakat. Islam diperkirakan  masuk Pulau Jawa, di era Kerajaan
    Kediri hingga akhirnya mengalami penyebaran besar-besaran di zaman Sunan Ampel
    dan Walisongo. ”Penyebarannya masif tanpa banyak menimbulkan konflik. Inilah
    semangat menyebarkan Islam yang penuh kesejukan untuk rahmatinlilalamin,”
    jelasnya.

    Prinsip ini juga yang dijunjung tinggi kalangan ulama dan kiai
    NU.

    Tingginya Toleransi

Konsep Islam nusantara Bukan Agama Baru
logo-kampus-merdeka