Berita
Universitas Wahid Hasyim

post thumbail
8 Oktober 2018

    Mahasiswa Fakultas Pertanian UNWAHAS Mampu Menembus PKM Bidang Kewirausahaan Kemenristekdikti Pendan

    Beternak cacing atau budidaya cacing, mungkin
    masih menjadi kegiatan aneh, dan belum familiar
    di telinga masyarakat pada umumnya dikarenakan Cacing Lumbricus rubellus selama ini dipandang sebagai hewan menjijikkan. Cacing tanah spesies Lumbricus rubellus merupakan
    jenis cacing yang sangat potensial untuk dibudidayakan. Pasalnya jenis cacing
    ini memiliki pertumbuhan lebih cepat dibanding dengan jenis cacing lainnya.
    Selain itu, cacing tanah ini juga tergolong mudah pemeliharaan dan perawatannya
    karena bisa berkembang di media limbah organik. Sehingga tidak mengherankan
    jika budidaya tersebut potensial untuk dimanfaatkan dalam dunia pertanian dan
    kewirausahaan, serta industri farmasi.
    Dalam
    industri farmasi cacing ini banyak digunakan sebagai bahan obat dan bahan
    kosmetik. Bahkan permintaan akan cacing tanah terus meningkat untuk memenuhi
    kebutuhan produksi dalam jumlah besar. Meskipun demikian, ketersediaan cacing
    tanah jenis ini masih terbatas dengan harga relatif mahal karena belum banyak
    yang melakukan budidaya.

    Melihat kondisi tersebut, 5
    mahasiswa UNWAHAS dari Fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis yaitu
    Aderia Puspita Ningrum, Dessriana Eka Widi Astuti, M. Muntaha, M. Masdar
    Isbulloh, dan M. Najib Anshori mencoba peluang usaha budidaya Cacing Lumbricus rubellus melalui Program
    Kreativitas mahasiswa bidang Kewirausahaan yang berjudul “
    MBAH
    SAMTAH
    (Limbah Sayuran dan Ampas
    Tahu)
    Sebagai Pakan
    Alternatif Usaha Budidaya Cacing Lumbricus rubellus

    . “Budidaya Cacing Lumbricus rubellus ini masih sangat
    jarang dilakukan. Kebanyakan orang menganggap bahwa cacing tanah merupakan
    binatang yang menjijikkan. Padahal cacing ini berpotensi untuk dikembangkan
    karena manfaatnya dalam bidang medis dan kecantikan sehingga dapat menjadi
    peluang usaha yang prospektif,” kata Aderia Puspita (Selaku Ketua PKMK),  Kamis (5/7) di Kampus UNWAHAS.

    Masdar Isbulloh
    mengungkapkan dari 1 ekor cacing dewasa mampu memproduksi 10-20 anakan setiap
    10 hari. Sehingga dalam 1 tahun bisa menghasilkan 1.000 anakan. “Dari
    pengalaman 1 kg cacing tanah dalam 3 bulan bisa berkembang menjadi sekitar 8 kg
    cacing tanah,”jelasnya.
      Menurutnya,
    usaha budidaya cacing tanah ini cukup prospektif karena ditinjau dari kebutuhan
    pasar yang pada saat ini masih kekurangan ketersedian bahan baku cacing untuk
    menyuplai produsen kosmetik maupun farmasi. Dalam satu periode pemanenan atau sekitar
    3 bulan dengan 20 kg indukan cacing tanah akan menghasilkan 160 kg cacing
    tanah. Sementara harga perkilogram cacing ini mencapai Rp. 50 ribu. “Dalam
    waktu 3 bulan bisa menghasilkan omset sekitar Rp. 8 juta,” ujarnya.

    Muntaha menambahkan bahwa
    dalam melakukan budidaya cacing tanah tidak terlalu rumit dalam pemeliharaan
    maupun perawatan, sehingga hal tersebut menjadikan budidaya cacing mudah untuk
    dikembangkan. Pemberian makan cacing cukup dengan memanfaatkan limbah sayuran
    dan ampas tahu yang berada di sekitar tempat budidaya yaitu Green House Fakultas Pertanian UNWAHAS.
    Hal ini ditujukan untuk mengurangi dampak negatif limbah media bekas cacing
    (kascing) dengan memanfaatkanya sebagai pupuk kompos. “Limbah ini dapat diolah
    menjadi pupuk kompos cacing (kascing). Biasanya pupuk ini dijual di pasaran
    mencapai Rp. 10.000 per kilogramnya,” urainya.

    Pemasaran Cacing Lumbricus rubellus hasil budidaya kami
    untuk sementara ini tengah membangun kerja sama dengan apotik UNWAHAS secara langsung.
    Selain itu, kami juga mempromosikan hasil budidaya cacing kami ke beberapa
    peternak diantaranya peternak ikan, peternak unggas, kolam pemancingan dan toko
    pakan hewan. Kami juga memanfaatkan media jejaring sosial serta akan mengikuti events seperti pameran untuk lebih memperkenalkan
    hasil budidaya cacing kami. “Rencana kedepannya kami akan mendirikan asosiasi
    peternak cacing di berbagai daerah untuk memperkuat jaringan pasar dan menekan
    kompetitor, sehingga usaha budidaya cacing ini akan terus berkembang,” tutup (Dessriana
    Eka).

Mahasiswa Fakultas Pertanian UNWAHAS Mampu Menembus PKM Bidang Kewirausahaan Kemenristekdikti Pendan
logo-kampus-merdeka