Berita
Universitas Wahid Hasyim

post thumbail
8 Oktober 2018

    Unwahas Gelar Upacara Hari Santri Nasional

    Semarang, Unwahas– Segenap civitas
    akademika baik dosen, staff dan pegawai yang berada dilingkungan Universitas
    Wahid Hasyim (Unwahas), menggelar upacara dalam rangka memperingati Hari Santri
    Nasional (HSN) di halaman kampus Unwahas, Senin pagi (23/10).

    Upacara ini melibatkan ratusan
    mahasiswa Unwahas yang belajar dan tinggal di Pondok Pesantren (putra dan putri)
    Luhur Wahid Hasyim (PPLWH). Para mahasiswa yang kemudian disebut para santri
    ini mengikuti upacara dengan mengenakan pakaian khas pondok pesantren yaitu sarung.
    Sehingga (santri) sering disebut kaum sarungan.

    Tak berbeda dengan para santri,
    seluruh civitas akademika Unwahas juga mengenakan pakaian ala santri, baju
    batik, peci dan bersarung. Tema tersebut dipilih melestarikan budaya dan bentuk
    nasionalisme.

    Dalam amanatnya, rektor unwahas,
    Prof. Dr. H. Mahmutarom HR., SH., MH. mengatakan, bahwa upacara peringatan Hari
    Santri di Unwahas adalah kali pertama diselenggarakan. Sebagai kampus Aswaja,
    sangatlah penting bagi civitas akademika untuk mengenang jasa-jasa para santri
    dan ulama dan meneladani semangat perjuangan dalam merebut kemerdekaan tanah
    air tercinta ini.

    “ini akan menjadi contoh bagi
    universitas lain, khususnya yang berada di bawah naungan  Nahdlatul Ulama (NU) agar kedepannya dapat
    menyelenggarakan upacara sebagai bentuk penghormatan atas jasa para santri dan
    ulama dalam mewujudkan kemerdekaan. Selain itu, juga sebagai bukti nyata
    kontribusi anak bangsa, yaitu kaum sarungan dalam bekerjasama membangun negeri”,
    ucapnya.

    Hari Sebelumnya, Unwahas juga
    berperan aktif dalam upacara peringatan Hari Santri Nasional yang
    diselenggarakan oleh PCNU Kota Semarang, di TMP Giri Tunggal (22/10), dengan
    mendelegasikan mahasiswa dan santri PPLWH dan perwakilan mahasiswa asing asal
    Thailand, Afghanistan, Iraq, Turki, dan lainnya.

    Dalam amanat terakhir, Prof.
    Mahmutarom menjelaskan, bahwa kiprah santri telah teruji dalam mempertahankan
    Negara Kesatuan republik Indonesia. “santri-santri dan para ulama dahulu berperan
    aktif dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
    Pancasila, dan Bhineka Tunggal Ika, dengan menerima Pancasila sebagai dasar
    negara dan menjaga keutuhan NKRI. Itulah bentuk perjuangan dalam membela agama,
    bangsa dan negara.” pungkasnya.

    Dalam rangkaian upacara itu,
    dibacakan juga teks Resolusi Jihad KH. Hasyim Asy’ari, ulama pendiri NU,
    sebagai ajakan kepada civitas akademika khususnya kaum muslimin, dalam hal ini Nahdliyin,
    menguatkan kembali isi dan nilai-nilai Resolusi Jihad. Sebagai lembaga
    pendidikan, tidak lain adalah berjuang membangun bangsa yang mempunyai intelektual
    dan berkarakter.

    Sumber: Suara Merdeka (24/10),
    hlm. 24

Unwahas Gelar Upacara Hari Santri Nasional
logo-kampus-merdeka