Berita
Universitas Wahid Hasyim
8 Oktober 2018
Tangkal Radikalisme, FAI Unwahas Jalin Kerjasama dengan Balitbang Kemenag
Dunia pendidikan sedang menghadapi ideologi-ideologi radikal, yang membahayakan pada keutuhan bangsa dan negara. Fakultas Agama Islam Unwahas menjalin kerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Semarang Kementerian Agama RI, kerjasama ini dilakukan dalam upaya mencegah radikalisme di dunia pendidikan, khususnya di level pendidikan dasar, pada Senin, 19/10.
Prof Koeswinarno, kepala Balitbang berharap kerjasama ini menjadikan sinergi antara perguruan tinggi dengan lembaga yang ia pimpin, baik dalam bidang pendidikan serta dalam layanan kemasyarakatan. Selain itu Balitbang juga mempunyai dua jurnal terakreditasi, yang bisa dimanfaatkan untuk publikasi hasil-hasil penelitian dosen Unwahas.
“MoU ini hal yang menarik. Kita harus sinergi dalam aspek keagamaan. Balitbang mempunyai 3 cakupan bidang, bimas dan layanan agama, pendidikan agama dan lektur hasanah dan manajemen organisasi.” Tuturnya di saat sambutan.
Sementara itu, Rektor Unwahas Prof. Mahmuhtarom menyambut baik dan berharap jalinan awal ini akan melahirkan model pendidikan yang berkarakter islami dan sesuai dengan di negara Indonesia yang beragam ini.
“Dalam kerjasama ini kita bisa menemukan model pendidikan untuk penanaman nilai karakter keislaman dalam setiap hati masyarakat Indonesia , khusunya muslim di Indonesia”. Katanya dalam sambutan pembukaannya.
Di akhir sambutan Rektor mengucapkan terima kasih telah mengajak Unwahas MoU, ini adalah langkah awal untuk melakukan aktivitas penelitian dan kajian lain, selain pendidikan.
“Kami berterima kasih pada Balitbang, yg telah mengajak unwhaas MOU, ini merupakan pintu awal untuk aktifitas penelitian, kajian dan penelitian yg lain. Termasuk mencari metode yg tepat untuk penanaman nilai pendidikan karakter yg tepat bagi masyarakat Indonesia.” Pungkasnya dalam acara tersebut.
Hadir dalam tersebut para civitas akademika Universitas Wahid Hasyim Semarang, acara dilanjutkan dengan diskusi yang diisi oleh Prof. Koeswinarno, Dr. Tedi Kholiludin, dan Drs. Sadi.