Berita
Universitas Wahid Hasyim

Unwahas Lahir dari Para Tokoh dan Ulama Kharismatik di Jawa
10 Agustus 2020

Unwahas Lahir dari Para Tokoh dan Ulama Kharismatik di Jawa

Unwahas- Pandemi Covid-19 yang sedang melanda negeri ini tidak mengurangi khidmatnya kegiatan peringatan hari ulang tahun sebuah perguruan tinggi di kota Semarang. Perguruan tinggi yang didirikan pada tanggal 8 Agustus 2000 ini tepat berusia 20 tahun pada hari Sabtu, 8 Agustus. Perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Wahid Hasyim (Unwahas). Kampus ini berdiri ditandai dengan turunnya ijin penyelenggaraan 10 program studi saat itu oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional.

Seiring dengan perkembangannya, saat ini Unwahas mengelola 21 program studi yang terdiri dari program S1, S2, S3, serta Profesi. Demikian diungkapkan oleh Mahmutarom, Rektor Unwahas saat acara tasyakuran Dies Natalis ke-20 di aula kampus Fakultas Kedokteran Nongkosawit, Sabtu (8/8). Mahmutarom menjelaskan meski sekarang pandemi, namun Unwahas tetap diberi kesehatan baik dari sisi akademis, maupun finansial.

“Alhamdulillah, meski suasana pandemi, Unwahas tetap dalam kondisi sehat, baik secara akademis maupun finansial” tutur guru besar bidang hukum pidana Unwahas ini.

Dengan kesehatan yang dimiliki Unwahas, tantangan ke depan adalah mendorong penelitian yang produktif didukung aset yang dimiliki oleh lembaga. Seluruh aset Unwahas juga digunakan untuk kepentingan dari, oleh, dan untuk seluruh civitas akademika Unwahas. Demikian penjelasan rektor yang juga sekretaris Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An Nahdliyyah (Jatman) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah ini.

Pada kesempatan itu diberikan penghargaan kepada para dosen dengan karya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat paling produktif di lingkungan Unwahas. Penghargaan bidang kemahasiswaan juga turut dianugerahkan kepada para dosen pendamping Program Kreativitas Mahasiswa. Di tingkat universitas terpilih Indah Hartati dari Fakultas Teknik sebagai peneliti paling produktif dengan publikasi bereputasi internasional terbanyak.

Ketua umum Yayasan Wahid Hasyim Semarang, Noor Achmad, dalam sambutannya menceritakan bagaimana sejarah berdirinya Unwahas. Beberapa tokoh yang berperan atas lahirnya Unwahas dan juga saksi sejarah, hadir dalam acara tersebut. Diantara yang hadir adalah KH. Achmad, mantan ketua PWNU Jawa Tengah, Ali Mufiz mantan Gubernur Jawa Tengah, KH. Dzikron Abdullah, serta tokoh dan ulama yang lain.

Peran para kyai kharismatik di Jawa melalui doanya seperti Mbah KH. Dimyati Pandeglang, Mbah KH. Dimyati Wonosobo, Mbah KH. Abdul Hamid Pasuruan juga turut mewarnai sejarah Unwahas di awal pendiriannya.

Disamping kontribusi ulama dan tokoh-tokoh Jawa Tengah seperti Gubernur Jawa Tengah saat itu Mardiyanto, peran tokoh nasional seperti Gus Dur juga ikut tercatat dalam membesarkan salah satu kampus terbaik milik NU ini.

“Kita patut berterima kasih kepada keluarga KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang telah mewakafkan tanah untuk pengembangan kampus Unwahas Sampangan,” ucap guru besar Unwahas yang juga sekretaris dewan pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Pusat ini.

Rangkaian acara dies natalis ini sedianya akan digelar secara meriah termasuk diantaranya pengukuhan dua guru besar Unwahas, yakni Mudzakkir Ali dan Noor Achmad. Namun karena pandemi yang belum berakhir, kegiatan pengukuhan dibatalkan, dan acara dies natalis dilakukan secara sederhana. Acara digelar dengan pembacaan tahlil untuk para sesepuh, pembacaan manaqib oleh KH. Dzikron Abdullah ketua Jatman PWNU Jateng, serta ziarah ke makam pendiri Unwahas KH. Syamsuddin Anwar.

“Kegiatan ziarah ke makam pendiri Unwahas KH. Syamsuddin Anwar di Kudus, dilakukan sebagai bagian dari tradisi ahlussunnah waljamaah annahdliyah dalam mendoakan para tokoh yang ikut membangun Unwahas,” tutup Helmy Purwanto ketua kegiatan dies natalis yang juga Wakil Rektor Unwahas. ***

Unwahas Lahir dari Para Tokoh dan Ulama Kharismatik di Jawa
logo-kampus-merdeka