Unwahas– Penyebaran pandemi Covid-19 semakin hari semakin memprihatinkan. Berita terbaru dari Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang bahwa ada 46 tenaga medis yang dinyatakan positif terkena virus lantaran ketidakjujuran pasien yang dirawat.
Tenaga medis sebagai jajaran terdepan dalam melawan wabah ini harus benar-benar menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Tentu bukan hanya tenaga medis di rumah sakit saja, di layanan kesehatan setingkat puskesmas pun perlu menjalankan protokol kesehatan termasuk pemakaian alat pelindung diri (APD).
Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas) melalui Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin tergerak untuk memberikan APD pelindung wajah atau face shield kepada beberapa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di lingkungan sekitar kampus.
Menurut ketua jurusan teknik mesin Unwahas, Bondan Respati, kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian kampus terhadap para tenaga medis di lingkungan sekitar kampus.
“Unwahas sangat peduli akan kesehatan para tenaga medis khususnya di Puskesmas,” tuturnya di Kampus Unwahas Sampangan (17/4). Meskipun mereka telah dibekali dengan APD standar, pelindung muka karya mahasiswa ini bisa juga digunakan untuk mendukung pengamanan terhadap wabah.
Dzulfikar koordinator kegiatan mengungkapkan bahwa keunggulan APD ini dibuat dengan memanfaatkan bahan-bahan yang sederhana dan mudah ditemui. Alat ini berbahan plastik mika dengan dilengkapi ikat kepala dan bahan lainnya. Alat ini juga mudah dan nyaman digunakan.
“Bahannya mudah didapat dan tinggal dirakit, serta nyaman jika dipakai,” ujar Dzulfikar. Lebih lanjut dikatakan bahwa ada 4 Puskesmas yang mendapatkan APD ini. Puskesmas tersebut yaitu Puskesmas Pegandan di Kelurahan Sampangan, Puskesmas Manyaran, Puskesmas Lebdosari, serta Puskesmas Ngemplak Simongan di wilayah Semarang Barat.
Menanggapi bantuan APD ini, Andriani, salah satu petugas medis di Puskesmas Simongan sangat berterima kasih atas kepedulian Unwahas.
“Kami sangat berterimakasih atas bantuan dan kepedulian Unwahas,” jelasnya. Donasi pelindung wajah ini sangat membantu karena keterbatasan alat yang dimiliki. Modelnya bisa dibuka dan ditutup dengan mudah. Karet pengikatnya memudahkan untuk dipakai dengan nyaman. Dia juga meminta doa agar para tenaga medis diberi kesehatan.
“Mohon kepada masyarakat supaya mengikuti instruksi pemerintah agar wabah tidak cepat menyebar,” tutupnya. (Humas)
