Berita
Universitas Wahid Hasyim
KULIAH PAKAR DAN SHORT COURSE DENGAN DUTA BESAR RI UNTUK NEGARA BAHRAIN
Pada hari Selasa, tanggal 29 Desember 2020,pukul 09.00 -11.00 Wib dan pukul 05.00 – 07.00 waktu Bahrain, (selisih waktu 4 jam antara Indonesia dengan Bahrain) HIMAHI dan Jurusan Hubungan Internasional Unwahas mengadakan kuliah pakar dan short course dengan mengundang Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Bahrain, Bapak H.E Nur Syahrir Rahardjo secara daring melalui paltform zoom. Kuliah pakar ini diikuti oleh beberapa dosen dan mahasiswa jurusan Hubungan Internasional Unwahas dengan moderator Kajur HI Unwahas, Ibu Dr. Ismiyatun, M.Si. Tema kuliah pakar dan short course ini adalah “Hubungan Bilateral RI – Bahrain, dalam konteks Diplomasi Ekonomi”
Dalam sambutan sekaligus acara pembukaan, Rektor Unwahas, Prof. Dr. Mahmutarom, SH, MH memberikan arahan, agar acara ini dimanfaatkan oleh mahasiswa jurusan Hubungan Internasional dengan sebaik baiknya, untuk menambah wacana dan ilmu pengetahuan tentang hubungan Diplomatik, khususnya RI – Bahrain. Rektor juga menyampaikan beberapa hasil kerjasama yang telah terjalin antara Prodi HI dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia dimana salah satunya adalah pembekalan materi oleh narasumber dari para Diplomat Kementerian Luar Negeri. Dengan pembekalan dari beberapa narasumber yang berkompeten tersebut, rektor berharap kedepan mahasiswa Hubungan Internasional khususnya dapat memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas terkait prospek kerja dari Hubungan Internasional itu sendiri dan berharap mahasiswa nantinya bisa melaksanakan kegiatan magang atau bekerja di Kementerian Luar Negeri, sebagai Duta Besar atau diplomat.
Dalam paparan materi tentang adalah “Hubungan Bilateral RI – Bahrain, dalam konteks Diplomasi Ekonomi”, H.E Nur Syahrir Rahardjo menyampaikan bahwa Hubungan bilateral antara Indonesia dan bahrain sudah terjalin sejak tahun 1976, tetapi keberadaan kantor Kedubes RI di Manama ibukota Bahrain baru dibuka pada tahun 2010. Hubungan bilateral yang sudah terjalin antara RI dengan Bahrain antara lain di bidang Politik, dengan bentuk dukungan dalam foum internasional dan PBB, dalam bidang sosial budaya bekerjasama dengan otoritas kebudayaan dan Purbakala Bahrain, menggelar malam budaya Indonesia setiap tahun, dalam bidang konsuler. Memberikan perlindungan kepada WNI dan PMI(pekerja migran Indonesia) dan dalam bidang Ekonomi, dikuatkan dengan diplomasi ekonomi, dimana sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, merupakan pemanfaatan alat politik internasional untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi melalui berbagai kerjasama seperti pembangunan (kesehatan, pendidikan, pertanian, energy, lingkungan hidup, keuangan dan pangan) dan berdasarkan rapat koordinasi dengan presiden Jokowi, Presiden mengharapkan bahwa para “Dubes dan Diplomat RI diamanatkan Presiden RI untuk menjadi Sales dan Marketer ujung tombak garda terdepan dalam melakukan penetrasi pasar, mengundang turis asing, dan promosi investasi.” dan “Diplomasi Ekonomi, yang dilaksanakan harus memberikan manfaat nyata bagi rakyat dan mengacu kepada kepentingan rakyat secara riil. Lebih jauh beliau menyampaikan contoh beberapa permasalahan yang dihadapi dalam ekonomi luar negeri di bidang perdagangan seperti permasalahan investasi, tolak ukur kerja diplomasi ekonomi, dan perlindungan warga Negara Indonesia diluar negeri salah satunya adalah masalah tentang tenaga kerja Indonesia (TKI).
Menurut Nur Syahrir Raharjo, yang telah menjadi Duta besar di lima Negara yaitu Kuwait, Athena, Amerika Serikat, Suriname dan Bahrain ini para mahasiswa yang nantinya ingin menjadi duta besar atau diplomat harus memiliki pengetahuan tentang empat pilar / prioritas politik Luar Negeri Republik Indonesia yaitu 1). Diplomasi perbatasan (kedaulatan); 2) Diplomasi perlindungan (perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia); 3). Diplomasi ekonomi (kesejahteraan rakyat) dan 4). Berkontribusi internasional dengan turut serta dalam menjaga keamanan dan perdamaian dunia. Terakhir berlaiu juga memberi tips-tips untuk para mahasiswa agar dapat diterima di Kementerian Luar Negeri. Beliau juga berpesan agar tidak mudah menyerah terus berusaha dan berdoa karena pembelajaran itu penting untuk menjadi seseorang yang terkemuka dimasa yang akan datang nanti.
Kuliah Pakar ini berakhir dengan dua kali sesi tanya jawab melalui platform zoom yang kemudian diikuti dengan acara penutup oleh Dekan Fisip Unwahas, bapak Dr. Agus Riyanto, S.IP, M.Si, yang menyampaikan apresiasinya kepada HIMAHI yang telah sukses menyelenggarakan acara ini dan semoga acara ini memberikan manfaat untuk proses pembelajaran dan praktik dalam studi Hubungan Internasional.
(penulis release Anna Yulia Hartati, S.IP,MA)