Berita
Universitas Wahid Hasyim

post thumbail
21 September 2021

    IMCC- Fisip Unwahas Gelar Seminar Kebijakan Luar Negeri AS Terhadap Muslim

    Indonesia Muslim Crisis Center (IMCC) bekerja sama dengan Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Wahid Hasyim Semarang, secara daring dan luring menggelar seminar nasional ‘’Hudson institute dan Kebijakan Luar Negeri AS terhadap Muslim di Dunia’’, Senin 20 September 2021.

    Kaprodi Hubungan Internasional Ismiyatun mengatakan seminar yang berlangsung di Hotel Bumi Wiyata, Depok. Hal tersebut merupakan bagian kajian politik dan hubungan internasional terkait dengan isu-isu politik Islam, sekaligus studi kawasan dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat, terutama isu-isu hangat kekinian di negara-negara muslim dunia di studi barat.

    Dekan FISIP Universitas Wahid Hasyim Agus Riyanto menjelaskan, kerja sama seminar nasional itu dilaksanakan secara daring dan luring menghadirkan tiga pembicara yaitu Dr Ali Martin (FISIP UNWAHAS), Ahmad Syaifudin Zuhri (Pengamat HI, kandidat Ph.D. Central China Normal University Wuhan RRT), Iwan Santosa (Praktisi Media Massa), dengan moderator Robi Sugara dari Indonesia Muslim Crisis Center (IMCC).

    Pengamat Politik Universitas Wahid Hasyim Ali Martin, mengatakan “Islamphobia’’ masih kental menyelimuti kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat terhadap dunia Islam. Hal itu didasarkan pada nilai-nilai dasar rasionalisme barat dan karakter foreign policy Amerika Serikat serta realitas konflik di kawasan negara-negara muslim dunia yang disitu hadir melibatkan negara super power tersebut.

    Menurut Ali Martin, meskipun telah terjadi pergantian kepemimpinan presiden dari Donald Trump (Partai Republik) kepada Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat yang mungkin lebih smooth terbuka, namun kebijakan luar negeri Amerika Serikat tidak meninggalkan pola dasar karakternya yang intervensionis pragmatis. “Selain itu dari rekam jejak politik luar negeri Barat di kawasan Timur Tengah, Afrika Utara, konflik Arab-Israel, konflik Suriah hingga terakhir di Afghanistan masih menyisakan catatan problem yang belum terselesaikan sampai saat ini” tegas Ali Martin.

    Wartawan Senior Iwan Santosa mengatakan bagaimana realitas sebenarnya di lapangan negara-negara kawasan Islam menjadi obyek dari skenario global. Termasuk yang terjadi di isu Muslim Uighur Xinjian, Suriah dan Afghanistan yang semakin akut penyelesaiannya, terkait kebijakan Amerika Serikat di kawasan negara-negara tersebut. ‘’Terlebih lagi di Indonesia jika tidak berhati-hati warga muslim Indonesia menjadi obyek penderita dari isu-isu yang dengan sengaja diproduksi untuk membangkitkan sentimen Islam di penduduk Indonesia yang mayoritas muslim ini.” kata Iwan.

    Ahmad Syaifudin Zuhri menyoroti peran lembaga-lembaga pemikir/ think thank seperti peran lembaga Hudson Institute dalam pemerintahan Amerika Serikat yang menjadi supporting unit didalam pengambilan keputusan foreign policy di Amerika Serikat. Uniknya lembaga-lenbaga tersebut yang merupakan lembaga nonpemerintah namun berperan besar dalam kerangka pengambilan kebijakan foreign policy di Amerika Serikat.

    Dengan pengaruh dan perannya tersebut menjadikan kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat seringkali menjadi kajian yang mendalam terkait isu-isu Islamphobia serta kawasan negara-negara Islam di dunia. (DNY)

IMCC- Fisip Unwahas Gelar Seminar Kebijakan Luar Negeri AS Terhadap Muslim
logo-kampus-merdeka